Resep Kuku wa Nazi: Nikmati Ayam Kelapa Santan Kari Pedas Jahe Kunyit Khas Pantai Kenya Swahili

AFRIKA59 Dilihat

Halo, pecinta masakan Swahili Afrika Timur! Sendok Sejagat mengajak kamu langsung bikin Kuku wa Nazi asli ala Mombasa-Lamu sendiri. Oleh karena itu, kamu nikmati potongan ayam kampung empuk berbalut kuah santan kental kuning harum kunyit + jahe + bawang putih + cabe rawit + tomato, disajikan panas dengan ugali atau nasi kelapa — hidangan ayam kari kelapa paling ikonik yang selalu jadi menu wajib Eid, pernikahan, atau makan malam pantai di Lamu, Malindi, atau Mombasa Old Town sejak zaman perdagangan Arab-Swahili! Dengan demikian, kamu langsung bawa aroma santan mendidih + rempah Swahili dan “kuku wa nazi hii tamu sana, karibu chakula!” ke meja makan rumah.

Kali ini, pertama-tama, kamu pelajari trik santan bertahap + tumis rempah lama supaya kuah kental tidak pecah. Selain itu, kami bagikan versi klasik ayam utuh + varian seafood (kuku wa nazi na samaki). Oleh sebab itu, siapkan ayam kampung 1,5 kg dan santan kara kental, lalu kita mulai sekarang juga!

Mengenal Kuku wa Nazi Lebih Dekat

Kuku wa Nazi (“ayam kelapa”) adalah ayam kari santan khas pantai Kenya yang dipengaruhi masakan India-Arab melalui perdagangan Swahili. Karena itu, kamu tumis rempah kunyit + jahe + bawang, masukkan ayam + tomat + santan, rebus pelan sampai empuk. Setelah itu, sajikan dengan ugali. Dengan demikian, mama Lamu bilang: Kuku wa Nazi asli wajib santan kelapa segar (bukan kotak), kunyit segar banyak (untuk warna kuning cerah), dan ayam kampung (bukan broiler) — tidak boleh pakai yogurt atau kari bubuk instan!

Yuk, langsung kita siapkan bahan-bahannya!

Bahan kuku wa nazi ayam kampung santan kunyit jahe cabe tomat bawang putih serai

Daftar Bahan Kuku wa Nazi (6–8 porsi Swahili)

Bahan Utama

  • 1,5 kg ayam kampung potong 12–16
  • 800 ml santan kental + encer dari 3 butir kelapa
  • 4 tomat besar blender
  • 2 bawang bombay besar cincang

Bumbu Rempah Swahili

  • 6 cm kunyit segar halus
  • 6 cm jahe segar halus
  • 8 bawang putih halus
  • 10 cabe rawit merah / hijau (sesuai level)
  • 2 sdt jintan bubuk
  • 2 sdt ketumbar bubuk
  • 1 sdt cardamom bubuk
  • 2 batang serai memarkan
  • Garam + gula secukupnya

Pelengkap Wajib Ugali / nasi kelapa · Kachumbari (salad tomat bawang) · Limau wedges

Langkah-Langkah Membuat Kuku wa Nazi (Total 1½ jam)

  1. Tumis Rempah Harum Tumis bawang bombay + bawang putih + jahe + kunyit + cabe + serai di minyak panas 10 menit sampai harum dan minyak kuning keluar.
  2. Masukkan Ayam Masukkan potongan ayam, aduk rata 5 menit sampai berubah warna. Tuang tomat blender, masak 10 menit sampai tomat matang.
  3. Tambah Santan Bertahap Tuang santan encer dulu, didihkan pelan. Masukkan jintan + ketumbar + cardamom, rebus 30 menit. Tambah santan kental, aduk terus api kecil 30 menit sampai ayam empuk dan kuah kental mengkilap (jangan sampai pecah).
  4. Finish Koreksi rasa dengan garam + gula (harus gurih manis pedas seimbang). Taburi daun ketumbar kalau ada.

Penyajian Kuku wa Nazi

Kamu tuang panas mendidih ke mangkuk besar, sajikan dengan ugali panas atau nasi kelapa. Ambil ayam + kuah, celup ugali — satu suapan ayam juicy + santan kuning → langsung “kuku wa nazi hii bora kabisa, asante sana!”

Tips Sukses dari Sendok Sejagat

  1. Kunyit segar mutlak — warna kuning cerah alami.
  2. Santan bertahap + api kecil + diaduk terus — anti pecah.
  3. Cabe rawit sesuai selera — Swahili suka pedas tapi tidak membara.
  4. Hari kedua lebih enak — panaskan lagi dengan tambah santan sedikit.

Cara Penyajian & Paduan Menu

Kamu hidangkan sebagai makan malam pantai, Eid feast, atau Sunday lunch. Selain itu, cocok dipadukan dengan Mandazi dan chai masala. Sebagai tambahan, putar taarab Swahili atau bongo flava pelan. Oleh karena itu, jelajahi juga koleksi lengkap Resep Masakan Afrika kami!

Penutup

Sekarang kamu bisa bikin Kuku wa Nazi seenak mama rumah Lamu atau Forodhani Zanzibar langsung dari panci sendiri. Oleh karena itu, beli ayam kampung dan santan kara pagi ini — malam ini pantai Kenya sudah ada di piring, “karibu chakula, pole pole!”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *