Halo, pecinta kuliner pesisir Jawa Barat! Sendok Sejagat mengajak kamu langsung bikin Empal Gentong asli Cirebon sendiri. Oleh karena itu, kamu nikmati daging sapi empuk meleleh, kuah santan kuning harum lada kucai, taburi bawang goreng + jeruk limau, disajikan panas-panas dari gentong tanah liat — sup daging nomor satu Cirebon yang selalu antri di Empal Gentong H. Apud, Mang Oyo, atau Kranggan sejak tahun 1940-an! Dengan demikian, kamu langsung bawa aroma gentong arang dan kesibukan pagi Pasar Kanoman ke dapur rumah.
Kali ini, pertama-tama, kamu pelajari trik merebus 3–4 jam di gentong tanah liat supaya daging empuk tanpa presto. Selain itu, kami bagikan bumbu rahasia kucai segar + lada hitam butir ala Mbok Gentong Cirebon. Oleh sebab itu, siapkan daging sengkel 2 kg dan kucai segar 3 ikat, lalu kita mulai sekarang juga!
Mengenal Empal Gentong Lebih Dekat
Empal Gentong adalah sup daging sapi kuah santan khas Cirebon yang dimasak di gentong tanah liat di atas arang seharian. Karena itu, kamu tumis bumbu halus + lada butir, masukkan daging, tuang santan encer dulu, rebus pelan 4 jam sampai daging lunak dan kuah kental berminyak alami. Setelah itu, sajikan dengan nasi atau lontong. Dengan demikian, juru masak Kranggan bilang: Empal Gentong asli wajib daging sengkel (bukan sandung lamur), santan dari kelapa tua parut sendiri, kucai ditambah terakhir supaya harum, dan tidak boleh pakai kunyit bubuk atau MSG — rasa manis gurih harus dari daging + lada! Selain itu, orang Cirebon makan ini sarapan, makan siang, atau buka puasa. Oleh karena itu, satu gentong 5 kg daging bisa habis sebelum zuhur.
Yuk, langsung kita siapkan bahan-bahannya!
Daftar Bahan Empal Gentong (8–10 porsi gentong)
Bahan Utama
- 2 kg daging sengkel sapi potong 4×4 cm
- 2 liter santan kental + 3 liter santan encer dari 5 butir kelapa tua
- 3 ikat kucai Cirebon potong 2 cm
- 5 batang serai memarkan
- 8 lembar daun salam
- 6 lembar daun jeruk
Bumbu Halus
- 20 bawang merah
- 12 bawang putih
- 8 cm jahe
- 6 cm lengkuas
- 2 sdm lada hitam butir sangrai
- 1 sdm ketumbar sangrai
- ½ pala utuh
- 5 butir cengkeh
- Garam & gula secukupnya
Pelengkap Wajib Nasi putih / lontong · Bawang goreng · Jeruk limau · Sambal rawit hijau · Emping melinjo
Langkah-Langkah Membuat Empal Gentong (Total 4–5 jam)
- Rebus Daging Sampai Empuk Rebus daging + serai + daun salam + daun jeruk di air mendidih 30 menit, buang air rebusan pertama (hilangkan darah). Ganti air bersih, rebus lagi 1 jam.
- Tumis Bumbu Wangi Tumis bumbu halus + lada butir sangrai sampai benar-benar matang dan minyak keluar (±15 menit).
- Masak di Gentong Pindah daging + air kaldu ke gentong tanah liat / panci tebal. Masukkan bumbu tumis + santan encer, didihkan pelan di atas arang / api kecil 2 jam sambil sesekali diaduk bawah. Tambah santan kental, masak lagi 1–2 jam sampai daging lunak banget dan kuah mengental berminyak. Koreksi rasa (harus manis gurih lada).
- Finish Kucai Matikan api, masukkan kucai segar, aduk sebentar (kucai harus tetap hijau harum).
Penyajian Empal Gentong
Kamu tuang panas-panas ke mangkuk tanah liat, pastikan ada daging + kuah kental + taburan kucai. Sajikan dengan nasi panas, perasan jeruk limau, sambal rawit, dan emping — satu suapan daging langsung luruh di mulut!
Tips Sukses dari Sendok Sejagat
- Gentong tanah liat wajib — kalau pakai panci biasa, rasa kurang “ngréjek” (kurang mantap).
- Lada hitam butir sangrai dulu — itu yang bikin kuah harum khas Cirebon.
- Api kecil sepanjang waktu — kalau besar, santan pecah dan daging keras.
- Hari kedua malah lebih enak — panaskan lagi di gentong, rasa makin nyatu.
Cara Penyajian & Paduan Menu
Kamu hidangkan sebagai sarapan legendaris, makan siang keluarga, atau menu Lebaran Cirebon. Selain itu, cocok dipadukan dengan Nasi Jamblang dan es jeruk Cirebon. Sebagai tambahan, mainkan tarling Cirebon pelan-pelan. Oleh karena itu, jelajahi juga koleksi lengkap Resep Masakan Nusantara kami!
Penutup
Sekarang kamu bisa bikin Empal Gentong seenak H. Apud atau Mang Oyo langsung dari gentong rumah sendiri. Oleh karena itu, beli sengkel dan kelapa tua pagi ini — satu gentong besar pasti habis sebelum maghrib, “maknyus tenan lah”!
